Tugas Bahasa
Indonesia
Oleh:
Khalidza Evita
Dzia
X-D
SMAN-1 Muara
Teweh
Tahun Ajaran
2014/2015
Buaya Perompak
Sungai
Tulang Bawang sangat terkenal dengan keganasan buayanya. Setiap nelayan yang
melewati sungai itu harus selalu berhati-hati. Begitupula penduduk yang sering
mandi dan mencuci di tepi sungai itu. Menurut cerita, sudah banyak manusia yang
hilang begitu saja tanpa meninggalkan jejak sama sekali.
Pada
suatu hari, kejadian yang mengerikan itu terulang kembali. Seorang gadis cantik
yang bernama Aminah tiba-tiba hilang saat sedang mencuci di tepi sungai itu.
Anehnya, walaupun warga sudah berhari-hari mencarinya dengan menyusuri tepi
sungai, tapi tidak juga menemukannya. Gadis itu hilang tanpa jejak bagai hilang
ditelan bumi. Sehingga warga pun berhenti melakukan pencarian, karena
menganggap bahwa Aminah telah mati dimakan buaya.
Sementara
itu, di sebuah tempat di dasar sungai tampak seorang gadis tergolek lemas. Ia
adalah si Aminah, ia baru saja tersadar dari pingsannya. Dengan sekuat tenaga,
Aminah bangkit dari tidurnya. Betapa terkejutnya ia ketika menyadari bahwa
dirinya berada dalam sebuah gua. Yang lebih mengejutkannya lagi, ketika ia
melihat dinding-dinding gua itu dipenuhi oleh harta benda yang tak ternilai
harganya. Ada permata, emas, intan, maupun pakaian-pakaian indah yang
memancarkan sinar kekilauan diterpa cahaya obor yang menempel di
dinding-dinding gua.
Saat
Aminah mulai merasa kagum akan banyaknya harta yang ia lihat, seketika itu ia
dikejutkan oleh suara lelaki yang menggema datang perlahan dengan perwujudan
seekor buaya besar merangkak mendekat padanya sehingga membuatnya sangat
terkejut. Buaya itu terus berbicara padanya dan menceritakan banyak sekali
rahasia yang seharusnya tidak ia katakan.
Aminah
terus merasa heran kenapa seekor buaya bisa berbicara layaknya seorang
laki-laki. Aminah kemudian bertanya nama sang Buaya itu yang ternyata adalah
Somad seorang perampok ulung di Sungai Tulang Bawang yang merampas harta benda
para saudagar yang berlayar di sungai itu dan kemudian menyimpannya di gua itu.
Karena
kecantikan dan kelemah lembutan Aminah, Buaya itupun menyukainya dan mengajak
Aminah untuk tinggal bersamanya dengan dijanjikan harta melimpah itu akan jadi
miliknya dan Aminahpun menyetujuinya.
Hingga akhirnya Aminah tinggal
bersama Buaya perompak itu di dalam gua. Setiap hari Buaya itu memberinya
perhiasan yang mewah. Tubuhnya yang molek ditutupi oleh pakaian yang tebuat dari
kain sutra. Tangan dan lehernya dipenuhi oleh perhiasan emas yang bermata intan.
Pada suatu hari, Buaya itu
sedikit lengah. Ia tertidur pulas dan meninggalkan pintu gua terbuka. Melihat
keadaan itu, Aminah pun tak ingin menyia-nyiakan kesempatan. Untungnya Aminah
sempat merekam dalam pikirannya tentang cerita buaya itu bahwa ada sebuah
terowongan yang menghubungkan gua itu dengan sebuah desa di tepi Sungai Tulang
Bawang. Dengan sangat hati-hati Aminah keluar sambil berjingkat-jingkat dan
tidak sempat untuk memikirkan harta dan pakaian apa yang akan ia bawa kecuali
pakaian dan perhiasan yang melekat pada tubuhnya.
Setelah beberapa saat mencari,
Aminah pun menemukan sebuah terowongan yang sempit di balik gua itu dan segera
menelusurinya. Tidak lama kemudian, tak jauh didepannya terlihat pancaran sinar
matahari masuk ke dalam terowongan. Dengan perasaan was-was ia terus menelusuri
terowongan itu dan sesekali menoleh ke belakang, karena khawatir Buaya perompak
terbangun dan membuntutinya.
Ketika ia sampai di mulut
terowongan, terliahtlah di depannya sebuah hutan lebat. Alangkah senang hatinya
karena selamat dari ancaman Buaya Perompak itu dan bersyukur kepada Tuhan.
Setelah itu, Aminah segera menyusuri hutan lebat itu. setelah beberapa jauh
berjalan, ia bertemu dengan seorang penduduk desa yang sedang mencari rotan.
Penduduk itupun bertanya siapa
Aminah itu dan kemudian Aminahpun menceritakan semuanya sampai cerita tentang
Buaya Perompak itu. karena merasa iba, penduduk desa itupun membawanya pulang
ke kampung halamannya. Sesampainya di rumah, Aminah pun memberikan sebagian
daari perhiasan yang melekat ditubuhnya sebagai ucapan terima kasihnya.
Akhirnya, Aminahpun selamat
kembali ke kampung halamannya. Seluruh penduduk di kampungnya menyambutnya
dengan gembira. Ia pun menceritakan semua kejadian itu kepada orangtuanya dan
seluruh warga di kampungnya. Dan sejak saat itu, warga pun semakin berhati-hati
untuk mandi dan mencuci di tepi Sungai Tulang Bawag itu.
UNSUR INTRINSIK :
1.
Tema : Buaya Perompak
2.
Judul : Buaya Perompak
3.
Setting
a. Tempat : Tepi
Sungai, gua, hutan dan rumah
b. Waktu : Siang
hari, berhari-hari.
c. Suasana : Tegang,
menakutkan, mengaggumkan.
4.
Alur : Mundur
5.
Penokohan
a. Antogonis : Buaya
(Somad)
b. Protagonis : Aminah
c. Tritagonis : Orang
yang mencari rotan dan warga kampung
6.
Amanat : -
Jangan merampas milik orang lain
-
Jangan memaksakan kehendak
-
Tetaplah berusaha dan terus bersyukur.
7.
Sudut Pandang : Orang Ketiga (Serba tahu)
8.
Gaya Bahasa : -
UNSUR EKSTRINSIK :
1.
Nilai Keagamaan : Jangan pernah lupa untuk berterima kasih
kepada Tuhan a atas
segala sesuatu yang baik yang telah kita dapatkan. “Alangkah senang
hatinya karena selamat dari ancaman Buaya
Perompak itu dan bersyukur kepada Tuhan”
: Jangan tergoda dengan harta yang didapatkan dari cara yang tidak
baik dan halal, seperti merampak atau merampok.