BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Tanah merupakan sumber kehidupan dari makhluk hidup yang
ada di bumi, dimana tanah digunakan sebagai wadah atau tempat tumbuhnya
berbagai jenis tanaman yang berguna untuk manusia maupun hewan.
Tanah dikelompokkan sebagai Lingkungan Abiotik yang tidak
dapat di daur ulang, dalam artian dapat habis dan tidak dapat diolah kembali.
Namun, karena kurangnya kesadaran dari masyarakat yang membiarkan hutan maupun
tanah menjadi gundul atau diperparah dengan tindakan berupa penebangan liar
yang menyebabkan daerah resapan air menjadi berkurang dan menyebabkan erosi.
Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah,
batuan, dan partikel lainnya) akibat transportasi angin, air, atau es, karakterisitk
hujan, creep pada tanah dan material
lain dibawah pengaruh gravitasi, atau makhluk hidup semisal hewan yang membuat
liang. Dalam hal ini disebut bio–erosi. Erosi tidak sama dengan pelapukan
akibat cuaca, yang mana merupakan proses penghancuran mineral batuan dengan proses
kimiawi maupun fisik, atau gabungan keduanya.
Menurut istilah ilmu geologi, erosi adalah suatu perubahan bentuk batuan, tanah atau
lumpur yang disebabkan oleh kekuatan air, angin, es, pengaruh gaya berat dan
organisme hidup. Angin yang berhembus kencang terus-menerus dapat mengikis
batuan di dinding-dinding lembah. Air yang mengalir terus-menerus selama jutaan
tahun dapat menggerusbatuan di sekitar seperti yang terjadi pada Grand
Canyon di Amerika. Demikian pula erosi akibat es yang disebut dengan glacier yang dapat meretakkan
batuan jika celah-celah batuan yang terisi dengan air yang membeku.
Pada kesempatan ini kami ingin membahas tentang erosi.
Bagaimana erosi itu bisa terjadi, apa penyebabnya, bagaimana cara
menanggulanginya dan dampaknya.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan erosi?
2.
Apa penyebab dari terjadinya erosi?
3.
Apa-apa saja jenis-jenis erosi?
4.
Apa saja dampak dari erosi?
5.
Bagaimana cara menanggulanginya?
C. Tujuan Masalah
Tujuan dalam pembuatan
makalah ini sebagai berikut:
1)
Untuk memenuhi
tugas Geografi guna menambah nilai
2)
Untuk mengetahui
bagaimana erosi itu bisa terjadi, apa penyebabnya, bagaimana cara
menanggulanginya dan dampak-dampak apa saja yang dapat diakibatkan karena
adanya erosi tersebut.
3)
Untuk menambah
wawasan dan pengetahuan tentang berbagai macam bencana alam belakangan terjadi
yang diakibatkan erosi tanah.
4)
Bagi pembaca
bertujuan sebagai bahan referensi dalam pembuatan makalah serta tugas lainnya
dan menambah wawasan bagi paara pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Erosi
Erosi adalah
peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan
partikel lainnya) akibat transportasi angin, air atau es,
karakteristik hujan, creep pada tanah
dan material lain dibawah pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup semisal
hewan yang membuat liang, dalam hal ini disebut bio-erosi. Erosi tidak sama dengan pelapukan
akibat cuaca, yang mana merupakan proses penghancuran mineral batuan dengan
proses kimiawi maupun fisik, atau gabungan keduanya.
Erosi sebenarnya
merupakan proses alami yang mudah dikenali, namun di kebanyakan tempat kejadian
ini diperparah oleh aktivitas manusia dalam tata
guna lahan yang buruk, penggundulan hutan, kegiatan pertambangan, perkebunan, dan perladangan, kegiatan konstruksi / pembangunan
yang tidak tertata dengan baik dan pembangunan jalan. Tanah yang
digunakan untuk menghasilkan tanaman pertanian biasanya mengalami erosi yang
jauh lebih besar dari tanah dengan vegetasi alaminya.
Alih fungsi hutan menjadi ladang pertanian meningkatkan erosi, karena struktur
akar tanaman hutan yang kuat mengikat tanah digantikan dengan struktur akar
tanaman pertanian yang lebih lemah. Bagaimanapun, praktik tata guna lahan yang
maju dapat membatasi erosi, menggunakan teknik semisal terrace-building, praktik konservasi ladang dan penanaman pohon.
Dampak dari erosi
adalah menipisnya lapisan permukaan tanah bagian
atas, yang akan menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan (degradasi lahan).
Akibat lain dari erosi adalah menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air
(infiltrasi). Penurunan kemampuan lahan meresapkan air ke dalam
lapisan tanah akan meningkatkan limpasan air permukaan yang akan
mengakibatkan banjir di sungai. Selain itu
butiran tanah yang terangkut oleh aliran permukaan pada akhirnya akan mengendap
di sungai (sedimentasi) yang selanjutnya akibat tingginya sedimentasi akan
mengakibatkan pendangkalan sungai sehingga akan memengaruhi kelancaran jalur pelayaran.
Erosi dalam jumlah tertentu sebenarnya merupakan
kejadian yang alami, dan baik untuk ekosistem. Misalnya, kerikil
secara berkala turun ke elevasi yang lebih rendah melalui angkutan air. erosi
yang berlebih, tentunya dapat menyebabkan masalah, semisal dalam hal
sedimentasi, kerusakan ekosistem dan kehilangan air secara serentak.
Banyaknya erosi tergantung berbagai faktor. Faktor
Iklim, termasuk besarnya dan intensitas hujan / presipitasi, rata-rata dan
rentang suhu, begitu pula musim, kecepatan angin, frekuensi badai. faktor
geologi termasuk tipe sedimen, tipe batuan, porositas dan permeabilitasnya,
kemiringn lahan. Faktor biologis termasuk tutupan vegetasi lahan,makhluk yang
tinggal di lahan tersebut dan tata guna lahan ooleh manusia.
Umumnya, dengan ekosistem dan vegetasi yang sama, area
dengan curah hujan tinggi, frekuensi hujan tinggi, lebih sering kena angin atau
badai tentunya lebih terkena erosi. sedimen yang tinggi kandungan pasir atau
silt, terletak pada area dengan kemiringan yang curam, lebih mudah tererosi,
begitu pula area dengan batuan lapuk atau batuan pecah. porositas dan
permeabilitas sedimen atau batuan berdampak pada kecepatan erosi, berkaitan
dengan mudah tidaknya air meresap ke dalam tanah. Jika air bergerak di bawah
tanah, limpasan permukaan yang terbentuk lebih sedikit, sehingga mengurangi
erosi permukaan. Sedimen yang mengandung banyak lempung cenderung lebih mudah
bererosi daripada pasir atau silt. Dampak sodium dalam atmosfer terhadap
erodibilitas lempung juga sebaiknya diperhatikan
Faktor yang paling sering berubah-ubah adalah jumlah dan
tipe tutupan lahan. pada hutan yang tak terjamah, mineral tanah dilindungi oleh
lapisan humus dan lapisan organik. kedua lapisan ini melindungi tanah dengan
meredam dampak tetesan hujan. lapisan-lapisan beserta serasah di dasar hutan
bersifat porus dan mudah menyerap air hujan. Biasanya, hanya hujan-hujan yang
lebat (kadang disertai angin ribut) saja yang akan mengakibatkan limpasan di
permukaan tanah dalam hutan. bila Pepohonan dihilangkan akibat kebakaran atau
penebangan, derajat peresapan air menjadi tinggi dan erosi menjadi rendah.
kebakaran yang parah dapat menyebabkan peningkatan erosi secara menonjol jika
diikuti denga hujan lebat. dalam hal kegiatan konstruksi atau pembangunan
jalan, ketika lapisan sampah / humus dihilangkan atau dipadatkan, derajad
kerentanan tanah terhadap erosi meningkat tinggi.
jalan, secara khusus memungkinkan terjadinya
peningkatan derajat erosi, karena, selain menghilangkan tutupan lahan, jalan
dapat secara signifikan mengubah pola drainase, apalagi jika sebuah embankment
dibuat untuk menyokong jalan. Jalan yang memiliki banyak batuan dan
hydrologically invisible ( dapat menangkap air secepat mungkin dari jalan,
dengan meniru pola drainase alami) memiliki peluang besar untuk tidak
menyebabkan pertambahan erosi.
a. Contoh dari Lingkungan yang
mengalami erosi di Dunia
2. Penyebab terjadinya Erosi
Erosi merupakan proses alam yang terjadi di banyak lokasi
yang biasanya semakin diperparah oleh ulah manusia. Proses alam yang
menyebabkan terjadinya erosi adalah karena faktor curah hujan, tekstur tanah,
tingkat kemiringan dan tutupan tanah. Intensitas curah hujan yang tinggi di suatu lokasi yang
tekstur tanahnya adalah sedimen, misalnya pasir serta letak tanahnya juga agak
curam menimbulkan tingkat erosi yang tinggi.
Selain faktor curah hujan, tekstur tanah dan kemiringannya, tutupan tanah juga mempengaruhi tingkat erosi. Tanah yang gundul tanpa ada tanaman pohon atau rumput akan rawan terhadap erosi. Erosi juga dapat disebabkan oleh angin, air laut dan es.
1)
Erosi air
diakibatkan oleh kekuatan atau volume air yang besar dan kemiringan lereng.
Semakin curam lereng semakin besar erosinya. Dan keadaan vegetasi, semakin
lebar vegetasi yang ada semakin kecil erosi yang yerjadi.
2)
Erosi angin
diakibatkan oleh angin kencang yang mengandung pasir melintasi batuan-batuan
yang mengakibatkan batuan tersebut terkikis dan membentuk batu cendawan.
3)
Erosi gletser
diakibatkan oleh cairan gletser atau es.
4)
Erosi abrasi
disebabkan oleh gelombang air laut yang terus menerus menghantam bibir pantai.
A.
Beberapa faktor yang menyebabkan
terjadinya erosi diantaranya adalah:
1.
Iklim
Iklim dapat mempengaruhi erosi semua itu dikarenakan iklim
juga menentukan indeks erosifitas hujan. Selain itu, komponen iklim yaitu curah
hujan dapat mempengaruhi laju erosifitas secara terus-menerus sesuai intensitas
hujan yang terjadi.
2.
Tanah
Sedang tanah dengan sifat-sifatnya itu dapat menentukan
besar kecilnya laju pengikisan (erosi) dan dinyatakan sebagai faktor
erodibilitas tanah (kepekaan tanah terhadap erosi atau ketahanan tanah terhadap
adanya erosi).
3.
Topografi
Kemampuan tanah terbawa air erosi dipengaruhi oleh
topografi suatu wilayah. Kondisi wilayah yang dapat menghanyutkan tanah sebagai
sedimen erosi secara cepat adalah wilayah yang memiliki kemiringan lereng yang
cukup besar. Sedangkan pada wilayah yang landai akan kurang intensif laju
erosifitasnya, karena lebih cenderung untuk terjadi penggenangan.
4.
Tanaman Penutup Tanah
Tanaman penutup tanah (vegetasi) berperan untuk menjaga
agar tanah lebih aman dari percikan-percikan yang terjadi akibat jatuhnya air
hujan ke permukaan tanah. Selain melindungi dari timpaan titik-titik hujan,
vegetasi juga berfungsi untuk memperbaiki susunan tanah dengan bantuan
akar-akar yang menyebar.
5.
Manusia
Manusia dapat berperan sebagai penyebab cepatnya laju erosi
maupun menekan laju erosi. Dalam proses mempercepat erosi, manusia banyak
melakukan kesalahan dalam pengelolaan lingkungan, seperti penambangan,
eksploitasi hutan, pengerukan tanah, dan lain sebagainya. Sedangkan dalam
penanggulangan laju erosi, manusia dapat melakukan evaluasi konservasi lahan
dengan cara reboisasi, pembuatan terasering pada areal pertanian,dan lain-lain.
3. Jenis-Jenis dari Erosi
Erosi ada beberapa macam menurut proses terjadinya yaitu:
1)
Erosi Akibat gaya Berat
Batuan atau sedimen yang bergerak terhadap kemiringannya merupakan proses erosi yang disebabkan
oleh gaya berat massa. Ketika massa bergerak dari tempat yang tinggi ke tempat
yang rendah maka terjadilah apa yang disebut dengan pembuangan massa. Dalam
proses terjadinya erosi, pembuangan massa memiliki peranan penting karena arus air dapat memindahkan material ke tempat-tempat yang jauh lebih
rendah.
Proses pembuangan massa terjadi terus menerus baik secara perlahan maupun
secara tiba-tiba, sehingga dapat menimbulkan bencana alam seperti, tanah
longsor.
Lereng pegunungan yang terjal dan mengandung tanah liat di sekitar daerah yang sudah retak-retak akan sangat rentan terhadap erosi akibat gaya berat. Erosi ini akan berlangsung sangat cepat sehingga dapat menimbulkan becana longsor.
Lereng pegunungan yang terjal dan mengandung tanah liat di sekitar daerah yang sudah retak-retak akan sangat rentan terhadap erosi akibat gaya berat. Erosi ini akan berlangsung sangat cepat sehingga dapat menimbulkan becana longsor.
2)
Erosi oleh Angin
Hembusan angin kencang yang terus menerus di daerah yang tandus dapat
memindahkan partikel-partikel halus batuan di daerah tersebut sehingga membentuk
suatu formasi, misalnya bukit-bukit pasir di Gurun maupun di pantai. Efek lain
dari angin merupakan jika partikel keras yang terbawa dan bertumbukan dengan
benda padat lainnya sehingga menimbulkan erosi yang disebut dengan abrasi. Pada
gambar 6 dapat dilihat contoh erosi oleh angin yang menyebabkan terjadinya
bukit pasir di namibia, Afrika.
3)
Erosi oleh Air
Jika tingkat
curah hujan berlebihan sedemikian rupa sehingga tanah tidak dapat menyerap air
hujan maka terjadilah genangan air yang mengalir kencang. Aliran air ini sering
menyebabkan terjadinya erosi yang parah karena dapat mengikis lapisan permukaan
tanah yang dilewatinya, terutama pada tanah yang gundul. Pada gambar 6 dapat
dilihat bahwa akibat erosi air yang terjadi di El Paso County, Colorado, Amerika
Serikat.
Pada dasarnya air
merupakan faktor utama penyebab erosi seperti aliran
sungai yang deras. Makin cepat air yang mengalir makin cepat benda yang dapat
terkikis. Pasir halus dapat bergerak dengan kecepatan 13,5 km perjam yang
merupakan kecepatan erosi yang kritis.
Air sungai dapat
mengikis tepi sungai dengan tiga cara: pertama gaya hidrolik yang dapat
memindahkan lapisan sedimen, kedua air dapat mengikis sedimen dengan
menghilangkan dan melarutkan ion dan yang ketiga pertikel dalam air membentur
batuan dasar dan mengikisnya.
Air juga dapat
mengikis pada tiga tempat yaitu sisi sungai, dasar sungai dan lereng atas sungai.
Erosi juga dapat
terjadi akibat air laut. Arus dan gelombang laut termasuk pasang surut laut
merupakan faktor penyebab terjadinya erosi di pinggiran laut atau pantai.
Karena tenaga arus dan gelombang merupakan kekuatan yang dapat memindahkan
batuan atau sedimen pantai.
4)
Erosi oleh Es
Erosi ini terjadi
akibat perpindahan partikel-partikel batuan karena aliran es yang terjadi di pinggiran
sungai. Sebenarnya es yang bergerak lebih besar tenaganya dibandingkan dengan
air. Misalnya glacier yang terjadi di daerah dingin dimana air masuk ke
pori-pori batuan dan kemudian air membeku menjadi es pada malam hari, sehingga
batuan menjadi retak dan pecah, karena sifat es yang mengembang dalam
pori-pori.
4. Pengaruh dan dampak dari terjadinya Erosi
Erosi mempunyai dampak yang kebanyakan merugikan, karena
terjadi kerusakan lingkungan hidup. Menurut penelitian bahwa 15% permukaan bumi
mengalami erosi. Kebanyakan erosi itu disebabkan oleh erosi air kemudian erosi
oleh angin. Dampak lain dari erosi merupakan sedimen dan poluton pertanian yang
terbawa air akan menumpuk di suatu tempat. hal ini bisa menyebabkan
pendangkalan air waduk, kerusakan ekosistem di danau, pencemaran air minum.
Berkut ini macam-macam erosi dan dampaknya:
1)
Erosi air
mengakibatkan terseretnya tanah dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang
lebih rendah. Membawa tanah dari daerah asalnya ke tempat yang lain, dn juga
bisa mengakibatkan frakmega atau hancuran batuan.
2)
Erosi angin
mengakibatkan terbentuknya bukit-bukit pasir.
3)
Erosi gletser
mengakibatkan terjadinya longsor es salju dari bukit atau gunung salju.
4)
Erosi abrasi
mengakibatkan terjadinya cilff (lereng dengan dinding bagian atas menggunung
karena dinding bagian bawah tanah terkikis oleh gelombang air laut).
Dampak erosi dibagi menjadi dampak di tempat asal
terjadinya erosi (on site) dan dampak pada daerah diluarnya (off site). Dampak
erosi tanah di tapak (on-site) merupakan dampak yang dapat terlihat langsung
kepada pengelola lahan yaitu berupa penurunan produktifitas. Hal ini berdampak
pada kehilangan produksi peningkatan penggunaan pupuk dan kehilangan lapisan
olah tanah yang akhirnya menimbulkan terjadinya tanah kritis.
Pengaruh erosi pada kesuburan fisik tanah diantaranya
adalah terjadinya penghanyutan partikel-partikel tanah, perubahan struktur
tanah, penurunan kapasitas infiltrasi dan penampungan, serta perubahan profil
tanah. Sedangkan pengaruh pada kesuburan kimia tanah menurut Goeswono Soepardi
dalam bukunya “Sifat dan Ciri Tanah” adalah kehilangan unsur hara karena erosi
selama rata-rata 2 tahun yang diperoleh dari percobaan di Missouri yaitu N 66
kg per hektar, kemudian P2O5 41 kg per hektar,K2O 729 kg per hektar, MgO 145
per kg per hektar,dan SO4 sebanyak 42 kg per hektar per tahun. Tanah yang
dikatakan rusak kalau lapisan bagian atasnya atau top soil (ketebalan 15 – 35
cm) memang telah banyak terkikis dan atau dihanyutkan oleh arus air hujan,
sehingga lapisan tersebut menjadi tipis atau bahkan hilang (A.G
Kartasapoetra,1986:45).
Dampak erosi tanah diluar lahan pertanian (off-site)
merupakan dampak sangt besar pengaruhnya. Sedimen hasil erosi tanah dan
kontaminan yang terbawa bersama sedimen menimbulkan kerugian dan biaya yang
sangat besar dalam kehidupan. Arsyad (1989) mengemukakan bentuk dampak off-site
antara lain:
1)
Pelumpuran dan pendangkalan waduk
2)
Tertimbunnya lahan pertanian dan bangunan
3)
Memburuknya kualitas air, dan
4)
Kerugian ekosistem perairan
5. Cara Penanggulangan
Erosi tidak dicegah secara sempurna karena merupakan proses alam.
Pencegahan erosi merupakan usaha pengendalian terjadinya erosi yang berlebihan
sehingga dapat menimbulkan bencana. Ada banyak cara untuk mengendalikan erosi
antara lain:
1)
Pengolahan Tanah
Area tanah yang diolah dengan baik dengan penanaman
tanaman, penataan tanaman yang teratur akan mengurangi tingkat erosi.
2)
Pemasangan Tembok Batu Rangka Besi
Dengan membuat tembok batu dengan kerangka kawat besi di
pinggir sungai dapat mengurangi erosi air sungai.
3)
Penghutanan Kembali
Yaitu mengembalikan suatu wilayah hutan pada kondisi semula
dari keadaan yang sudah rusak di beberapa tempat, seperti yang terlihat pada
gambar.
4)
Penempatan batu Batu Kasar Sepanjang pinggir pantai
5)
Pembuatan Pemecah angin atau Gelombang
Pohon pohonan yang ditanam beberapa garis untuk mengurangi
kekuatan angin.
6)
Pembuatan Teras Tanah Lereng
Teras tanah berfungsi untuk memperkuat daya tahan tanah
terhadap gaya erosi.
Cara Menanggulangi Erosi
Menghijaukan kembali lahan-lahan kritis. Lahan-lahan yang
kritis atau lahan yang gundul ditanami dengan lanam-tanaman keras, seperti
pohon mahoni, pohon angsana, pohon jati, pohon meranti dan lain-lain.
Untuk daerah-daerah yang miring, pengolahan lahan dilakukan
dengan sistem sengkedan atau terassering. Pada setiap pematang yang ada di
sawah sengkedan usahakan ditanami tanam-tanaman keras seperti pohon kelapa,
turi, munggur dan lain-lain. Jenis tanaman keras seperti pohon kelapa disamping
dapat dimanfaatkan kayu, buah dan daunnya; akar-akarnya juga berfungsi untuk
menahan pematang dari bahaya longsor.
Untuk menghindari terjadinya erosi pada bibir pantai, maka
pada bibir pantai hendaknya dihutankan dengan tanaman bakau (mangrove). Jenis
tanaman lainnya yang dapat digunakan menghutankan bibir pantai merupakan pohon
api-api. Hutan bakau atau api-api yang ada di daerah pantai disamping dapat
mencegah terjadinya erosi pada bibir pantai juga bermanfaat bagi kehidupan
beraneka satwa. Contohnya akar pohon bakau atau api-api yang malang melintang
di bawah permukaan air sangat bermanfaat bagi perkembangbiakan berbagai jenis
ikan. Sedangkan dedaunan yang tumbuh rimbun pada bagian batang dan
ranting-rantingnya sangat cocok untuk perkembangbiakan berbagai jenis burung,
monyet, ular pohon dan lain-lain.
Pada daerah – daerah pantai yang tebingnya curam, maka di
depan bibir pantai dapat dibuat bangunan-bangunan pemecah ombak. Dengan adanya
bangunan pemecah ombak, maka ombak yang datang menuju pantai dipecah terlebih
dahulu oleh bangunan tersebut. Dengan demikian kekuatan ombak yang akan menerpa
dinding pantai menjadi lemah. Dengan demikian bibir pantai dapat dilindungi
dari bahaya erosi akibat hantaman gelombang pasang air laut.
Cara menanggulangi Erosi berdasarkan
jenisnya:
1. Erosi Air : Cara menanggulangi erosi ini dengan membuat terasering, menanami
pohon-pohon pada tanah yang miring.
2. Erosi Angin :Cara menanggulangi erosi ini dengan membuat oasis buatan, dan
mengaliri air atau menanami pohon-pohon, seperti : kaktus, pakis dan lain-lain
yang bisa menyimpan air.
3. Erosi Gletser : Cara menanggulangi erosi gletser adalah dengan cara menanami
pohon-pohon untuk menghalangi longsorang salju.
4. Erosi Abrasi : Cara menanggulangi erosi abrasi dengan cara memecah ombak-ombak
yang besar dengan cara membuat benteng atau karung buatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Erosi
adalah pengikisan tanah yang diakibatkan oleh air, angin, es dan gelombang
laut. Tanah longsor yang baru-baru ini sering terjadi di negara kita disebabkan
karena pengkisan tanah oleh air hujan sehingga tanah menjadi longsor. Jika hal
itu terjadi di daerah dekat dengan pemukiman penduduk akan berakibat fatal.
Rumah penduduk tertimbun tanah sehingga dapat memakan korban jiwa. Cara
menanggulangi erosi air adalah dengan cara membuat terasering, menanami
pohon-pohon pada tanah yang miring.
B. Saran
Dari uraian yang telah kami sampaikan didalam Makalah ini,
berikut merupakan saran-saran mencegah terjadinya erosi:
1.
Jangan menebang pohon secara sembarangan karena hal ini
dapat mengakibatkan tanah tidak mampu untuk menahan air yang datang dengan
jumlah besar.
2.
Tanamilah kembali lahan-lahan gundul di sekitar kita agar
dapat menahan air hujan sehingga kita bisa terhindar dari bencana tanah
longsor.
3.
Menanami dengan
tanaman penutup pada bukit-bukit yang gundul.
4.
Pada
tebing-lebing yang miring atau curam ditanami dengan tanam-tanaman keras.
5.
Menghutankan
sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan tanam-tanaman
keras.
6.
Pengolahan lahan
pertanian di lereng-lereng gunung dan daerah-daerah miring dilakukan secara
sengkedan.
7.
Menghutankan
daerah pantai dengan tanaman bakau atau api-api.
8.
Membangun
bangunan-bangunan pemecah ombak pada pantai-pantai yang bertebing curam.
DAFTAR PUSTAKA