Countdown - menghitung waktu kematian

by - January 31, 2020

Teman merekomendasikan salah satu film tahun 2019 (Countdown) yang katanya sih "menegangkan" dan juga super ngagetin. Jadi waktu download ekspektasiku kayanya menggantung terlalu tinggi. :) as always. Film ini aku rasa asyik dan jalan ceritanya simple tapi ngga ngebosenin. Karakternya juga, syukurnya ngga terlalu mengecewakan. Tapi untuk beberapa alasan film ini tidak se-mengerikan itu juga, dan jumpscarenya ngga terlalu heboh tapi tetep ngagetin.

Spoiler : 
Film ini mengisahkan tentang beberapa orang yang instal game aneh disebuah pesta dan semua bermula dari orang-orang disitu. Aplikasi aneh itu bernama "countdown" yang mana ia akan menunjukkan berapa lama waktu orang yang instal aplikasi tersebut bakal hidup. Kalau waktunya habis, mereka bakal didatengin grim reaper. Sampai akhir aku ngga ngerti siapa yang membuat aplikasi itu dan alasannya apa.

Gimana? Ketebak ngga alurnya? Tapi sayangnya aku ngga bakal ngereview tentang film itu, lebih tepatnya aku mau mengambil inti dari permasalahan yang ada di filmnya.

Manusia itu takut mati :)

Film itu mungkin mengisahkan kalau itu adalah tentang kekuatan iblis (tahu kapan mati dan berhak mengambil nyawa) dan manusia bisa mengubah takdir dengan "melompati" kekuatan iblis tersebut. Tapi, kalau melihat dari sisi lain mungkin film ini mempunyai banyak peringatan yang perlu kita ketahui. 

Memang kematian itu ditangan Tuhan, sangat tidak mungkin aplikasi bisa melakukan itu lalu ada iblis yang bisa mengambil ruh kita sesuai waktu yang ditentukan. Tapi menurutku pribadi film ini keren karena mengambil cerita yang unik sekaligus punya banyak pesan. Mungkin beberapa orang ada yang tidak setuju dengan pendapatku kali ini, terlebih yang sudah menonton filmnya. Tapi, aku akan menyampaikan beberapa hal yang menurut aku masuk akal untuk menyebut film ini "mengusik" kita.

Di film, manusia diberikan waktu (hitungan mundur) sebelum mati. Dan didunia nyatapun sebenarnya kita diberikan waktu kematian, hanya saja kita tidak tahu kapan. Bedanya, kalau di film itu iblis lah yang punya kekuatan sedangkan di dunia nyata sudah pasti Tuhan.

Di film, manusia tidak bisa menolak kematian, sedang didunia juga kita seperti itu. Pun bisa luput dari itu, tapi pasti tetap akan mati bukan?! Di filmnya saja, pemain utama mendahului takdir kematian dan berhasil melepas kutukan namun sayangnya di akhir film aplikasi kematian itu kembali terinstal. Hal itu memperkuat persepsi kalau memang tidak ada yang bisa menolak datangnya kematian.

Kematian memang semenakutkan itu bagi beberapa orang, namun bagi beberapa orang lain mungkin kematian adalah cara untuk melepas diri dari belenggu dunia. Kita yang hidup membawa mesin waktu kita masing-masing dan berjalan di jalan kita sendiri, takkan bisa menolak jikalau kita akhirnya di panggil. Kita hidup menerima segala macam resiko, atau dalam istilah di film itu kita menerima syarat dan ketentuan penginstalan aplikasi. Termasuk jika masanya kita sudah dicukupkan dengan waktu yang berbeda-beda dan dikembalikan dalam keadaan yang belum sepenuhnya siap.

Film tersebut malah meninggalkan begitu banyak pelajaran bagi diri ini untuk lebih baik lagi dalam berkehidupan. Kadang kita lalai untuk membahagiakan orang terdekat kita karena berpikir kita masih punya banyak waktu untuk lakukan itu nanti. Padahal, umur siapa yang tahu?

Kadang ketika mengambil keputusan, kita mudah untuk menyalahkan sesuatu yang merugikan kita pada akhirnya. Padahal sebelumnya, kita menyetujui segala resiko yang akan diterima saat mengambil langkah tersebut. 

Kematian itu pasti. Dan tidak ada seorang pun yang mampu melangkahi itu. Semoga kita bisa mempersiapkan diri dengan baik dan memaksimalkan mesin waktu kita masing-masing dengan melakukan hal yang bermanfaat dan berdampak baik untuk kita maupun sekitar.



You May Also Like

0 comments

Notes ~

The more you love, the more you suffer (V. V. Gogh)

Report Abuse