stupidest people I've ever met

by - May 29, 2020


Aku punya teman. 
Seorang perempuan dan laki-laki.
Mereka tidak punya banyak kesamaan, malah bisa dikatakan sifat maupun sikap mereka ini bertolak belakang. Si perempuan dengan keras kepalanya, si laki-laki dengan sikap dinginnya. 
Saking tidak cocoknya, mustahil untuk membayangkan mereka ini bakal berakhir seperti kisah romansa di buku atau drama. Tidak terlintas sedikitpun suatu saat mereka bakal terlibat dalam hate-love relationship karena sesungguhnya mereka tidak membenci satu sama lain. 

Mereka hanya sangat berbeda dan itu yang membuat mereka tidak bisa bersama walau hanya sekedar sebagai seorang teman.

Si laki-laki ini memberitahuku sesuatu hari itu.
Dia mengaku kalau selama ini dia mencintai perempuan itu dan berusaha untuk menutupinya. Dia menganggap kalau perempuan itu terlalu baik untuknya, terlalu indah, bunga cantik itu tak bisa tumbuh di tanah gersang seperti dirinya. 
She never look at him like the way he did. Katanya. 

Padahal dia adalah orang pertama yang bertepuk tangan ketika perempuan itu meraih piala lomba debat tahun itu, orang pertama yang khawatir ketika perempuan itu tak kunjung datang pada rapat kerja mereka. Dia berusaha membahagiakan perempuan itu dengan caranya sendiri. Dia mengubah banyak hal hanya untuk menjadi sama dengan perempuan itu.
Tapi hari itu dia benar-benar pasrah.

Aku menatapnya, matanya dipenuhi air mata dan rasa penyesalan. But what can I say? 
Apa gunanya mengungkapkan semua itu? Terlebih mengungkapnya padaku? Begitu banyak waktu yang diberikan Tuhan untuk mereka, tapi ia memilih di hari pertunangan perempuan itu dilaksanakan. 

Singkat kata, dia sudah - terlambat.

Saat itu aku hanya meneguhkan hatinya, mengajaknya untuk menerima kenyataan dan belajar berdamai dengan semuanya walau aku tahu itu tidak mudah. Setidaknya, dia harus bisa bahagia sebagaimana perempuan itu nanti bahagia bersama pasangannya. 

Berat memang, 
tapi lebih berat lagi posisiku. 
Menyimpan dua curahan hati orang bodoh yang menyia-nyiakan waktu dan kesempatan karena ketidakpastian masa depan yang terlalu mereka khawatirkan. 

Tapi seperti kataku tadi mereka T E R L A M B A T -



You May Also Like

0 comments

Notes ~

The more you love, the more you suffer (V. V. Gogh)

Report Abuse